Senin, 24 November 2014

Love Story
































1.pantai tanjung aan lombok



Tanjung Aan merupakan pantai yang masih berada dalam satu garis pantai dengan Pantai Kuta (kini Mandalika) di Lombok Tengah. Deretan pantai indah dengan pasir putih yang unik berbentuk butiran seperti merica dan dikelilingi perbukitan yang menjulang dengan indahnya ini yang menjadi daya tarik Kawasan Wisata Mandalika Resort. Ya panjang garis pantai Tanjung Aan memang cukup panjang, sekitar 1 km dengan suasana sepi dan alaminya sangat membuat tertarik siapapun untuk mengunjunginya.
Tanjung Aan berlokasi di bagian selatan Lombok Tengah dengan jarak tempuh sekitar 90 menit perjalanan dari Kota Mataram dengan kondisi jalan baik. Rutenya Mataram – By Pass BIL – Kuta – bundaran Mandalika Resort (Novotel) belok kiri – pertigaan setelah tanjakan belok kanan – Tanjung Aan. Tetangga Pantai Mandalika dan Seger.
Jika menginginkan suasana pantai yang sepi, berpasir putih, air laut jernih, ombak tenang, batu karang eksotik dan sinar matahari penuh untuk berjemur, Tanjung Aan adalah pilihan yang tepat. Di pantai ini kita bisa merasakan sensasi berjalan kaki dengan terapi butiran pasir putih sebesar biji merica itu. Aktivitas berenang, berjemur, keliling dengan perahu boat ataupun sekedar mengagumi  keindahan panorama ciptaan Tuhan ini dari atas bukit bisa dilakukan di pantai ini. Fasilitas masih minim hanya ada lahan parkir kendaraan, musholla kecil, kamar mandi bilas dan sumur air bersih. Pedagang ikan bakar segar, pedagang kain serta cinderamata khas Lombok akan ‘menemani’ kita selama berwisata di pantai ini.
Hal yang membuat Tanjung Aan sedikit lebih istimewa dibandingkan dengan pantai lainnya adalah keunikan pasir putih biji mericanya itu! Jika diperhatikan baik-baik ada perbedaan ukuran butir pasir merica di antara pantai Tanjung Aan sebelah barat dengan yang di timur. Di sebelah barat, ukuran butir pasir putihnya lebih kecil sehingga berbentuk lebih halus daripada yang di sebelah timur. Proses gradasi batu karang oleh air laut sehingga menjadi serpihan-serpihan kecil, kemudian menjadi butiran dan tersapu oleh air laut ke bibir pantai setiap tahunnya menyebabkan volume pasir di Tanjung Aan bertambah sekian centimeter.
Tanjung Aan menjadi buah bibir ketika dijadikan lokasi syuting film nasional berjudul Sajadah Ka’bah yang diperankan oleh H. Rhoma Irama, Ridho Rhoma, Ida Iasha dan Ruhut Sitompul. Keindahan pantai ini tergambar jelas di film tersebut. Keistimewaan lain dari Tanjung Aan ini adalah adanya Batu Payung di balik bukit sebelah timur. Benar-benar istimewa!
2.gili trawangan
Pantai Gili Trawangan terletak di sebuah pulau dengan nama yang sama yaitu Pulau Gili Trawangan. Pulau ini adalah salah satu dari 3 pulau kecil atau gili yang berada di sebelah barat laut Lombok, Nusa Tenggara Barat selain Gili Meno dan Gili Air. Gili Trawangan ini memiliki panjang 3 kilometer dan lebar 2 kilometer. Pulau ini mempunyai populasi sebanyak 800 ribu jiwa dan mempunyai fasilitas wisata terlengkap dibandingkan dengan 2 pulau lainnya diatas.

Tidak seperti di Bali, di Gili Trawangan dan 2 gili lainnya sobat tidak akan menemui kendaraan bermotor, karena disana memang tidak diizinkan oleh aturan lokal daerah tersebut. Disana cuma tersedia sepeda angin yang disewakan oleh penduduk setempat untuk para wisatawan dan Cidomo yaitu sejenis kereta kuda pada umumnya yang bisa sobat naiki dengan membayar Rp 125.000 untuk 3 orang. Untuk bepergian dari dan ke Gili satu ke Gili lainnya,para wisatawan atau penduduk lokal menggunakan kapal motor atau speedboat.


Di Gili Trawangan memang menyajikan sesuatu yang lebih dibanding dengan 2 Gili yang lain. Aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh para wisatawan di Gili Trawangan adalah Scuba Diving, Snorkeling, bermain kayak dan berselancar. Tersedia juga beberapa tempat untuk berlatih berkuda bagi wisatawan. Bagi sobat yang hobi wisata bawah laut, pantai Gili Trawangan merupakan tempat yang pas untuk sobat. Karena air lautnya yang begitu jernih sobat bisa dengan leluasa melihat keindahan terumbu karang dan biota lautnya bahkan dengan mata normal(tidak memakai kacamata renang).



Gili Trawangan yang memiliki luas 340 hektar ini eksotisme alam yang begitu lengkap, mulai dari pantainya yang berpasir putih bersih, deretan pohon cemara, akasia, kelapa dan rumah - rumah jerami bentuk adat sasak yang sengaja di peruntukkan sebagai hotel - hotel di sepanjang pantai seakan menambah indah panorama yang ada. Ada juga jajaran tempat duduk berbentuk bale - bale untuk wisatawan berjemur hingga membuat kita enggan untuk meninggalkan pantai ini.

Untuk menuju Gili Trawangan sobat dari kota Mataram bisa naik taksi melalui sepanjang jalan pantai Senggigi dengan ongkos sekitar Rp 100.000 dilanjutkan dengan menyeberang ke Gili Trawangan melalui Pelabuhan Bangsal di kabupaten Lombok Utara dengan harga tiket penyeberangan sebesar Rp 10.000 dengan waktu tempuh sekitar 45 menit perjalanan.



Untuk akomodasi atau penginapan sobat tidak usah kuatir karena disana banyak sekali berdiri hotel, naik kelas melati maupun berbintang dan juga terdapat villa serta bungalow, ya tinggal memilih mana yang sesuai dengan kantong kita. Bagi sobat yang hobi kuliner, di Gili Trawangan juga banyak restoran dan rumah makan yang menyajikan berbagai menu, baik khas Lombok maupun menu internasional. Selamat berlibur.

3.Desa Sade - Desa Tradisional Sasak
Dusun Sade terletak di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, berjarak kurang lebih 30 kilometer dari kota Mataram. Untuk menemukan dusun ini tidak lah sulit karena berada tepat di tepi jalan raya Praya - Kuta pada bagian luar dusun terdapat papan nama besar bertulisan dusun Sade.
Dusun Sade merupakan salah satu perkampungan suku sasak yang merupakan suku asli masyarakat Lombok, bangunan di dusun Sade ini masih sangat tradisional setiap bangunan terbuat dari kayu dan bilik bambu pada dindingnya serta beratapkan ijuk jerami.
4. Sukarara adalah sentra pembuatan kain tenun atau yang lebih sering disebut sebagai songket. Berburulah oleh-oleh kain songket khas Lombok sepuasnya di sini. Songket adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas, atau benang warna diatas benang lungsi. Terkadang ada juga yang memasang manik-manik, kerang, atau uang logam sebagai hiasan tambahan.
Sukarara adalah nama sebuah desa sekitar 15 menit dari selatan Kota Mataram, tepatnya berada di kecamatan Jonggot, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Desa ini berpopulasi sekitar 150 kepala keluarga yang semuanya memiliki alat tenun tradisional. Karena menggunakan alat penenun yang tradisional maka kemampuan produksi mereka tidak terlalu banyak. Proses pembuatan kain songket memakan waktu lama. Setidaknya membutuhkan waktu 1 bulan untuk menghasilkan 1 lembar kain dengan lebar 1,2 meter dan panjang 2 meter. Tingkat kerumitan dan motifnya menentukan harga kain yang rata-rata berkisar antara Rp. 100 ribu hingga Rp. 5 juta perlembar.
Kain songket yang dihasilkan tidak hanya digunakan untuk pakaian namun juga mempunyai fungsi dekoratif sebagai pelengkap ornamen interior rumah. Songket Sukarara memiliki ciri khas dengan pola tradisional timur dan penggunaan benang songket emas. Pola dan pewarnaan yang digunakan oleh wanita-wanita Desa Sukarara merupakan nilai yang diberikan turun temurun dan lestari generasi sebelumnya. Biasanya keahlian menenun didapatkan dari ibu yang diwariskan ke anak perempuan. Begitu seterusnya sehingga tak ayal lagi motif dan warnanya terjaga sekaligus menjadi ciri khas songket Lombok.
Menenun kain songket menjadi kebutuhan utama warga Lombok khususnya Desa Sukarara karena dalam pesta pernikahan perempuan wajib memberikan kain tenun buatan sendiri kepada pasangan. Kepercayaan masyarakat setempat adalah perempuan yang tidak bisa menenun akan kesulitan mendapatkan jodoh. Bahkan ada semacam peraturan, wanita yang belum bisa menenun dilarang menikah. Kegiatan menenun dilakukan oleh wanita sembari menunggu para suami mereka pulang bertani dari ladang.
Daya tarik desa ini tidak hanya dari hasil home industry-nya yang menawan. Atraksi pada wanita dalam menggerakan alat tenun tradisional diminati oleh wisatawan domestik maupun asing. Para wanita dengan pakaian adat Sasak ini selalu siap mendemonstrasikan keahlian mereka. Pembuatan kain tenun dengan cara tradisional adalah dengan mempersiapkan pembuatan benang pakan serta pembuatan zat warna. Pebuatan benang secara tradisional menggunakan pemberat yang diputar dengan jari tangan. Pemberat tersebut berbentuk seperti gasing yang terbuat dari kayu atau terakota. Bahan membuat benar selain kapas, kulit kayu, serat pisang, serat nanas dan daun palem. Pembuatan zat warnanya terdiri dari 2 warna yakni biru dan merah. Warna biru didapatkan dari indigo atau mengkudu. Motif kain songket Lombok bermacam-macam, ada motif ayam, motif kembang delapan, motif kembang empat. Masing-masing motif punya makna sendiri.
Desa Sukarara juga memproduksi tenun ikat. Bahan tenun ikat sangat sederhana yakni terbuat dari bahan katun. Waktu produksi tenun ikat tidak selama tenun songket. Cukup satu hari, pengrajin Sukarara mampu menghasilkan tenun ikat sepanjang 3 meter. Harga tenun ikat bervariasi tergantung bahan pewarna kainnya. Jika berasal dari pewarna kimia, dibanderol dari harga Rp. 100 ribu sedangkan jika dari pewarna alami berharga mulai Rp. 150 ribu.
Ya, selain menarik, Sukarara juga menjadi destinasi utama bagi wisatawan yang ingin membelikan oleh-oleh kain songket dan tenun ikat untuk kerabat di rumah. Di sepanjang jalan desa ini banyak sekali toko-toko yang menjual kain songket. Anda bebas memilih mencari motif dan warna yang paling menarik. Bagi Anda yang ingin mengunjungi Sukarara, sebaiknya menyewa kendaraan karena angkutan umum jarang ditemui.



Rumah Tradisional Adat Sasak
Bentuk rumah penduduk sangat unik yaitu terdiri dari 2 ruang, ruang pertama bagian depan ruang yang terdapat setelah kita memasuki pintu utama rumah setelah itu terdapat ruang dalam yang letak lantainya lebih tinggi 2 anak tangga dari lantai ruang depan, untuk memasuki ruang dalam kita harus melewati pintu kayu yang berukuran kecil dengan tinggi sekitar 150 cm dan berbentuk oval.
Di ruang dalam ini terdapat 2 tungku untuk memasak yang terbuat dari tanah dan menyatu dengan lantainya. Masyarakat Sade memasak menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya, tidak jauh dari tungku terdapat ruang dengan dinding bilik bambu yang merupakan ruang tidur. Jarak antara lantai dengan atap sangat tinggi sehingga udara di dalamnya terasa sejuk. Rumah-rumah berjajar rapi dengan tinggi yang hampir sama antara satu rumah dengan rumah yang lainnya sehingga terkesan sangat rapih.

Kehidupan Desa Tradisional Adat Sasak
Pada bagian luar rumah tepatnya di depan rumah terdapat bagunan lumbung padi yang bentuknya sangat khas, pada bagian bawah lumbung terdapat bale-bale tempat penduduk berinteraksi sekaligus menjaga lumbung. Jalan penghubung antara rumah masih terbuat dari tanah tetapi ada beberapa bagian jalan yang sudah dibuat dengan semen dan ubin.
Mata pencarian penduduk adalah bertani sementara para wanitanya bertenun membuat kain sendiri dengan motif khas cicak, hasil tenun di pasarkan pada art shop dan juga di sekitar rumah dengan harga bervariasi tergantung ukuran dan tingkat kerumitan proses pembuatan kain tenun.
Selama di dalam dusun ini sangat terasa kenyamanan dan kedamaian lingkungan, kenyamanan yang sangat sulit didapat di kota besar, walaupun dusun Sade berada di tempat keramaian tepi jalan raya sungguh terasa sekali petualangan saat berada di dalamnya.
Dusun Sade merupakan salah satu dusun tradisional yang masih bertahan diantara ratusan dusun tradisional yang ada di Indonesia dan merupakan kekayaan budaya negara kita. Semoga tetap bertahan di tengah derasnya arus modern.